1.200 Warga Terancam Kekurangan Pangan

[Suara Pembaruan] BANYUWANGI Sebanyak 1.200 warga Dusun Sukamade, Desa Sarongan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), terancam kekurangan pangan akibat terisolasi karena banjir. Akses jalan yang menghubungkan kota Kecamatan Pesanggaran ke Dusun Sukamade terputus akibat terendam banjir selama 10 hari.

Genangan banjir setinggi satu meter di tengah jalan hutan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang menuju dusun tersebut hingga kini belum juga surut, sehingga truk pengangkutan sembako tidak bisa melewatinya.

“Sudah ada dua truk pengangkut sembako dan alat kebutuhan rumah tangga lainnya yang mencoba nekad menyeberangi genangan banjir itu, namun langsung terperosok dan balik setelah berhasil ditarik mundur,” ujar Kepala Desa Sarongan, Basuni, Kamis (27/3) pagi.

Selain dua truk pengangkut sembako yang balik, dua truk yang membawa rombongan pengantin yang nekad melintas juga nyaris terguling sebelumnya kembali. Karena jadwal akad nikah sudah ditetapkan jauh-jauh hari, maka rombongan pengantin itu harus berenang dan kemudian berjalan kaki menuju Sukamade yang masih berjarak lima kilometer dari lintasan banjir.

“Kita belum dapat meninjau ke Sukamade karena jalannya rusak berat dan sebagian juga direndam banjir setinggi satu meter,” ujar Basuni.

Ia menambahkan, di dusun itu terdapat 335 keluarga atau 1.200 jiwa. Sampai Rabu (26/3) malam, Kades Basuni menerima informasi via radio Orari dari Kepala Dusun Sukamade, jika pekan depan tidak ada pasokan sembako ke Sukamade, dipastikan warga akan mengalami kelaparan.

Bupati Banyuwangi, Jatim, Ratna Ani Lestari, kata Basuni, hingga Rabu malam belum memberikan reaksi atas kondisi penduduknya di Sukamade.

“Kami sudah melaporkan kondisi kritis ini ke Camat Pesanggaran, yang katanya sudah melaporkan pula ke Bupati Banyuwangi,” kata Basuni sambil membenarkan, warga Sukamade sekarang ini membutuhkan bantuan sembako yang diangkut dengan kendaraan truk proyek yang mampu merayap di jalan licin dan rusak serta menembus genangan air setinggi satu meter.

Sementara itu, banjir juga melanda Desa Ujung Pasir, Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Banjir tersebut mengakibatkan 14 desa tergenang air.

Sementara itu, berdasarkan imbauan Gubernur Riau, HM Rusli agar dunia usaha turut membantu para korban banjir di daerah langsung mendapat tanggapan positif. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, Arsyad Juliandi Rachman, dalam keterangan kepada SP, Kamis (27/3) menyatakan dunia usaha turut berpartisipasi dalam membantu menyalurkan kebutuhan yang diperlukan para korban banjir. “Pihaknya juga telah menginstruksikan kepada seluruh anggota Kadin agar berpartisipasi membantu para korban banjir,” ujarnya.

Kahumas PT Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP), Nazaruddin mengatakan, sejumlah bantuan dari pihaknya telah disalurkan kepada warga yang terkena musibah. Bentuk bantuan berupa 500 dus mi instan dan air mineral di Kabupaten Kampar, khususnya Kecamatan Kampar Kiri dan Kecamatan Gunung Sahilan. Sedangkan di Kabupaten Siak, khususnya di Kecamatan Perawang disalurkan sembako dan air bersih.

Di Kota Pekanbaru, pihaknya telah mendirikan tenda pengungsi dengan kapasitas 60 orang dan posko kesehatan yang terdiri dari 1 dokter, 4 paramedis dan obat-obatan. Selain itu telah didistribusikan pula air bersih rata-rata 100.000 liter bekerjasama dengan perusahaan Chevron Pasific Indonesia (PT CPI).

Demikian pula disumbangkan alat penerangan berupa genset untuk kegiatan belajar anak-anak sekolah yang terkena banjir.

Banjir di Provinsi Riau makin meluas merendam 10 dari 11 kabupaten/kota, hanya Kota Dumai yang belum dilanda banjir. Kabupaten terakhir yang dilanda banjir adalah Kabupaten Bengkalis. [070/MUL/147/148/AHS/W-8]

Tinggalkan komentar