Banjir Kian Meluas di Jambi

[kompas]Jambi,- Banjir di Jambi kian meluas, Jumat (28/3). Luapan air Sungai Batanghari tidak hanya membanjiri kawasan permukiman pada sepanjang bantaran sungai di Kota Jambi, tetapi juga di Kabupaten Muaro Jambi.

Di Kelurahan Legok, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi, banjir yang sudah hampir sepekan ini berlangsung masih bertahan dengan ketinggian air rata-rata satu meter. Banjir juga terjadi di sebagian wilayah Kecamatan Pelayangan, Danau Teluk, dan Jambi Timur yang permukimannya berada di sekitar bantaran Sungai Batanghari.

Banjir terus meluas sampai ke Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Menurut Sobri dari Posko Penanggulangan Banjir Kecamatan Kumpeh, banjir menggenangi permukiman yang berdiri di sepanjang anak-anak Sungai Batanghari. Di sekitar anak Sungai Muara Kumpeh, misalnya, air sudah rata-rata satu meter, tetapi belum sampai mengenai Jalan Suak Kandis yang letaknya lebih tinggi. ”Warga dari rumah harus pakai perahu untuk mencapai jalan,” tuturnya.

Berdasarkan data posko pengamatan banjir Sungai Batanghari, air di Pos Tanggo Rajo Kota Jambi telah mencapai 13,75 meter atau hampir mendekati status siaga 13,78 meter.

Intensitas banjir di Jambi, menurut Direktur Komunitas Konservasi Indonesia Warsi, Rahmat Hidayat, meningkat dalam dua tahun terakhir. Banjir sebelumnya hanya terjadi dua tahun sekali dan banjir besarnya lima tahun sekali. Saat ini banjir bisa terjadi dua atau tiga kali dalam setahun. Malah untuk di permukiman sekitar bantaran sungai di Kota Jambi, banjir terjadi setiap intensitas hujan meningkat.

”Misalnya saja di Kelurahan Legok, hampir tiap kali hujan turun deras, pasti akan diikuti banjir,” tuturnya.

Meningkatnya intensitas banjir diperkirakan akibat makin berkurangnya tutupan hutan di kawasan hulu Sungai Batanghari, yaitu di selatan Sumatera Barat. ”Tutupan hutan yang baik di sana hanya tinggal 20 persen, selebihnya telah menjadi kebun-kebun sawit,” katanya.

Di wilayah Jambi sendiri, ancaman pembukaan hutan juga parah. Ia memperkirakan 70 persen kawasan eks HPH di Jambi dalam waktu dekat akan jadi kawasan HPH untuk tanaman industri, yaitu sawit dan akasia. Ancaman pembukaan hutan untuk pertambangan juga terjadi di empat kabupaten, yaitu Bungo, Tebo, Merangin, dan Sarolangun. (ITA)

Tinggalkan komentar